Mathematical Intelligence

Numerical Intelligence

Numerical Intelligence adalah kemampuan seseorang dalam olah angka; seperti menambah, menjumlah, membagi, perkalian hingga ke olah angka yang lebih kompleks seperti aritmatika, logaritma, kalkulus, aljabar yang sekarang digabung dan disebut mathematika.

Kurikulum dan ilmu yang ada saat ini, dibidang ini saya yakin sudah cukup memadai untuk bisa berhasil dalam hidup sehari-hari, bahkan pelajaran yang kita dapat waktu sekolah, mungkin tidak semuanya kita pakai dalam bekerja.

Dengan adanya kalkulator dan komputer yang merupakan alat bantu luar biasa bagi manusia, maka orang bodohpun akan bisa menghitung untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Karena itu aspek ini saya singgung singkat saja.


Logical Intelligence

Bagian lain dari aspek kecerdasan adalah ‘Logical Intelligence’, adalah kemampuan seseorang untuk berpikir ‘sebab... akibat’ ‘jika...maka’ Orang dengan kemampuan logika yang tinggi, akan berhasil dalam bidang akademik seperti fisika, kimia dan bidang ilmu yang memang logis. Orang dengan kecerdasan dibidang ini cenderung mau hal yang praktis dan logis, susah percaya dengan mimpi, nujum atau nubuatan, hal-hal gaib. Dalam agama dia lebih suka ‘pelajaran yang sistematis’ daripada yang ‘kharismatis’. Inipun ada baiknya, karena menjaga kesesatan, radikalisme sempit.. Logika sangat diperlukan dalam hidup ini untuk bekerja dengan benar.

Analitical Intelligence

Analitical Intelligence adalah kemampuan seseorang untuk menganalisa sebuah permasalahan, mengurai sebab akibat dengan mempertimbangkan segala aspeknya, situasi yang ada, dengan menggunakan segala data bahkan memperkirakan apa yang akan terjadi kedepan.

Sebagai pemimpin perusahaan, pemimpin lembaga dan politik memerlukan kemampuan analisa yang tinggi untuk tetap bisa memimpin lembaganya. Dalam memimpin peperangan, kampanye politik, perang dagang/ persaingan usaha, maka akan dijumpai permasalahan yang lebih kompleks dan kemampuan angka dan logika saja tidak cukup, memerlukan kemampuan ‘analisa’.

Contoh kemampuan analisa yang paling mudah adalah jika seseorang pandai bermain catur, maka dia memiliki kecerdasan analisa yang tinggi, dan permainan catur bisa meningkatkan kemampuan analisa seseorang.

Untuk terapi anak, selain main catur, maka permainan puzzle, dan berbagai computer games yang akhir-akhir ini keluar juga memerlukan kemampuan analisa anak.

Secara umum, menurut saya, saat ini hampir semua sekolah, kurikulum untuk aspek ‘Mathematika’, yang meliputi Numerical, Logical dan Analitical Intelligence, sudah memadai dan lebih dari yang diperlukan untuk seseorang hidup dan bekerja pada berbagai profesi secara umum. Karena itu saya tidak membahas terlalu jauh, bagaimana mengembangkan kemampuan anak dalam hal ini, asal seseorang sekolah hingga SLTA apalagi kuliah Diploma atau Sarjana, saya yakin ‘mathematical intelligence’-nya sudah cukup. Melalui sekolah, secara akademik aspek ini memadai.


EmoticonEmoticon