KARAKTER RAJIN: WALT DISNEY

Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada 5 Desember 1901. Kehidupan keluarga Disney berpindah dari satu kota ke kota lainnya. Pada tahun 1906 keluarga Disney pindah ke kota Marceline, Missouri, di tanah pertanian yang baru dibelinya. Walt Disney kecil menyukai kehidupan di daerah baru tersebut. Tempat itu juga membangkitkan rasa sayangnya kepada binatang-binatang yang hidup di sekitarnya, seperti bebek, tikus dan anjing.

Namun kehidupan Walt Disney yang membahagiakan itu tidak bisa dinikmati lama. Kegagalan panen yang berturut-turut membuat Elias Disney, ayah Walt Disney, harus menjual ladang pertaniannya dan membeli sebuah perusahaan koran setempat yang kecil. Untuk menghema gaji karyawan, Elias mempekerjakan anaknya, Walt Disney dan kakaknya, Ray, tanpa biaya.

Setiap pagi jam 4 pagi, Walt Disney dan Ray harus sudah bangun untuk menunggu kedatangan truk pengangkut. Sesudah itu mereka harus menjalankan tugas harian mengantarkan koran kepada para pelanggan di kota. Kadang-kadang orang menjumpai Walt berjalan dengan kelelahan dan gemetar kedinginan dengan beban yang dibawanya yang dua kali berat tubuhnya. Kadang saat cuaca begitu dingin memaksa Walt harus jongkok di sudut jalan, sekedar menghangatkan dirinya.

Seringkali Walt Disney berpikir,”Apakah untuk hidup di dunia ini, orang harus bekerja mati-matian sebagai budak dengan upah yang hanya cukup untuk sekedar bisa bertahan hidup. Tidak adakah jalan lain untuk hidup?”

Bila Walt mengantarkan koran kepada pelanggannya yang kebanyakan orang kaya di kota, maka Walt Disney mulai berpikir lagi,”Mengapa mereka bisa hidup mewah, mengapa mereka bisa hidup kaya, sementara dirinya hidup dalam kekurangan.”

Hal itu akhirnya melahirkan sebuah pelajaran dalam hidup Walt Disney, bahwa hidup adalah sebuah pilihan, hidup adalah keputusan, apakah mau kaya atau miskin tergantung pada keputusan dan tindakan kita sepenuhnya. Atas dasar pemikiran itulah maka setelah beranjak dewasa Walt Disney memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi. Walt Disney masuk ketentaraan, karena ia berpikir dengan menjadi tentara akan membuatnya lebih kaya daripada menjadi pengantar koran.

Walt Disney belajar satu prinsip hidup seperti yang dikatakan orang bijak bahwa orang yang rajin akan menjadi kaya, tapi barangsiapa malas maka kemiskinan akan menyerbu seperti orang bersenjata. Jadi kalau mau sukses, kaya, memang harus bekerja dengan rajin, Maka Walt mulai bekerja dengan rajin. Jadi sebenarnya tidak ada nasib, dimana orang ditentukan untuk menjadi miskin atau menjadi kaya, karena Tuhan pada dasarnya adil, semua orang berhak untuk sukses, berhasil, menjadi kaya dan bahagia. Barangsiapa rajin, maka ia akan menjadi kaya.

Bahkan orang bijak memberi nasihat: “Lihatlah semut yang begitu rajin bekerja mengumpulkan makanan di dalam sarangnya sehingga pada masa-masa tidak ada makanan di luar, mereka sudah memiliki tumpukan makanan di dalam sarangnya.” Seharusnya manusia lebih mulia dari semut, tetapi kadangkala manusia malas, makanya ia harus belajar dari semut. Karena itu, jadilah bijaksana, bekerja dengan rajin untuk hidup sukses, kaya dan bahagia.

KARAKTER PERHATIAN

Sikap rusa yang berekor putih yang selalu penuh perhatian bukan hanya disebabkan karena pendengarannya yang tajam. Rusa ini dengan cermat mengevaluasi pemandangan, suara dan bau yang ada di sekitarnya. Proses mental dibalik indera rusa inilah yang benar-benar membuatnya penuh perhatian. Dan demikian mereka bisa menjadi survive. Kita perlu belajar menanam karakter penuh perhatian.
Penuh perhatian didalam keluarga mencakup saling menunjukkan dukungan dengan mendengarkan ide anggota keluarga yang lain tanpa perlu merasa kesal atau mencari-cari kesalahan.

Sikap penuh perhatian dalam keluarga mencakup memberi semangat anggota keluarga yang lain dengan cara mengungkapkan minat kita terhadap aktivitas mereka. Meluangkan waktu untuk menyimak dengan mata dan telinga yang terbuka dengan nasihat dan kepedulian kita kepada anggota keluarga.

Sikap penuh perhatian membuat anggota keluarga begitu penting. Dan itu akan terjadi bila kita meluangkan waktu khusus bersama mereka mendengarkan minat mereka.
Sikap penuh perhatian dalam keluarga dikembangkan dengan cara mempelajari apa yang diminati setiap anggota keluarga sehingga ada sentuhan ekstra yang dapat ditambahkan pada acara ulang tahun, atau pada kesempatan-kesempatan khusus lainnya.
Penuh perhatian didalam keluarga menumbuhkan sikap penghormatan. Orang yang penuh perhatian memperoleh penghormatan dari orang lain. Karena mereka menghargai pendapatnya sebagaimana mereka dihargai pendapatnya. Sikap penuh perhatian menumbuhkan kunci pengetahuan. Kita akan menemukan bahwa mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan dan menyimak jawabannya dengan seksama adalah rahasia pembelajaran yang berhasil.

Karena itu mari kita menjadi bijaksana dengan mengembangkan sikap penuh perhatian dengan cara kita memberikan perhatian, atau pujian saat pasangan atau anak kita menyampaikan sesuatu atau bercerita. Atau bahkan perhatian pada saat mereka potong rambut atau menggunakan baju baru. Jangan sampai istri atau anak kita saat memakai baju kita berkata “Eh bajunya baru ya” Dan dia berkata “Sudah dua bulan tahu tidak? Dan dia menjadi marah. Kenapa? Perhatiannya sudah benar tapi waktunya terlambat.

Jadi perhatian ini juga harus diberikan secara baik dan pada waktu yang tepat.
Kita bisa mengembangkan keluarga yang bahagia dengan cara membangun karakter penuh perhatian di dalam keluarga. Dengan cara kalau kita sedang berbicara satu dengan yang lain, maka kita berusaha untuk menatap mereka dan tidak melakukan hal-hal yang lain. Mengajukan pertanyaan bila kita tidak memahami atau saat kita duduk disebelahnya menjaga mata,telinga dan tangan. Intinya berikan waktu untuk mereka. Pendengar yang baik bukan hanya di senangi dimana-mana tapi juga menambah pengetahuan demikian kata Willson Misner.

Karena itu mari kita menjadi keluarga yang bahagia dengan menumbuhkan sikap penuh perhatian pada setiap anggota keluarga.

KARAKTER: BERJAGA

Tidak ada gunung berapi yang tiba-tiba meletus, selalu ada tanda-tanda seperti gempa bumi dan asap yang mulai mengepul. Dengan aktivitas di puncak yang semakin memuncak, dan baru kemudian gunung itu meletus. Sebenarnya tidak ada anak-anak yang tiba-tiba menjadi pecandu narkoba. Tidak ada pasangan yang tiba-tiba menjadi selingkuh. Kalau saja kita mau menjadi bijaksana dengan menjadi siaga, waspada atau care, dan perhatian pada masalah-masalah kecil. Atau kalau kita mau menanamkan karakter siaga, berjaga-jaga dan hati-hati, di dalam keluarga, maka sesungguhnya itu tidak akan terjadi. Karena kalau kita sedikit saja ada perhatian maka sesungguhnya kita bisa mengenali tanda-tanda awal pasangan kita selingkuh atau anak kita memakai narkoba.

Karena itu untuk membangun sebuah keluarga yang kuat, kita perlu menjadi waspada, dan berjaga-jaga di dalam keluarga. Memperhatikan dan memuji anggota keluarga yang memperlihatkan karakter yang baik. Mengenali kegiatan anggota keluarga yang tampaknya tidak berbahaya tetapi dapat menghasilkan pengaruh yang buruk dalam pergaulan yang keliru. Menyadari bahwa keterlibatan kita dalam aktivitas tertentu, dan mengenakan pakaian tertentu, dapat menarik teman yang salah dan melemahkan kepercayaan pihak-pihak yang lain. Kita dapat menjadi waspada dan berjaga-jaga sehingga tidak ada anggota keluarga yang tiba-tiba terjadi sesuatu. Kalau saja kita ada waktu bagi anggota keluarga yang lain.

Karena itu marilah kita menjadi bijaksana dalam keluarga kita dengan berjaga-jaga dan memberikan perhatian. Marilah kita menjadi bijaksana, berjaga-jaga dan waspada dengan cara berusaha memenuhi kebutuhan pasangan kita. Mari kita berusaha memenuhi kebutuhan anak-anak kita. Kebutuhan mereka akan perhatian kita, kebutuhan akan rasa aman, dan kasih sayang. Ketika setiap anggota keluarga berjaga-jaga dan berusaha memenuhi kebutuhan yang lain, saya percaya keluarga itu akan menjadi sangat kokoh.
Karena itu mari kita menjadi bijaksana dalam keluarga dengan cara menjaga mata, dan telinga terhadap anggota keluarga yang lain.

Kita menjadi keluarga yang bijaksana dengan mengembangkan sikap waspada, dengan cara mengenali dan memperhatikan tanda-tanda perubahan prilaku yang tidak biasanya pada anggota keluarga yang lain. Mengapa kita perlu bersiaga dan menjadi waspada? Karena sesungguhnya kita menjadi waspada kita bisa mendapatkan banyak hal. Keselamatan keluarga kita terjaga dari hal-ha berbahaya baik itu narkoba,perselingkuhan, atau perceraian. Dengan keluarga yang berjaga-jaga dan sikap yang memperhatikan berbagai peringatan dini tentang situasi dan kondisi tertentu. Sehingga lebih banyak waktu dan lebih siap secara phisikologis, secara moral untuk menghadapi perubahan-perubahan yang memang terjadi secara luar biasa didalam masyarakat.

Dengan berjaga-jaga kita menjagai keluarga kita dari kehancuran. Mari kita menjadi bijaksana diakhir zaman yang penuh masalah ini dengan waspada dan memberi perhatian kepada anggota keluarga kita.

KARAKTER LOYAL

Adelay Stephenson mengatakan: ”Patriotisme sejati tidak muncul dalam ledakan emosi sesaat yang meluap-luap. Patriotisme adalah dedikasi seumur hidup yang dijalankan dengan tenang dan mantap.” Karena itu untuk bisa menanamkan karakter loyal dalam keluarga, maka kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang membangun loyalitas dalam keluarga, misalnya memberikan kejutan satu sama lain dengan mengajak jalan-jalan menyenangkan, study tour, atau hadiah-hadiah kecil pada saat mereka ulang tahun jangan dilupakan. Orang tua tetap terlibat dalam kegiatan anak-anak, bahkan pada masa-masa kritis.

Anak-anak bersedia tidak menuntut hal-hal yang tidak mampu mereka beli, misalnya ada anak yang begitu ngotot ingin dibelikan sepeda motor sampai harus menjual tanah, menjual sawah, ini namanya tidak membangun loyalitas.

Loyalitas perlu dibangun. Kita bisa membangun karakter ini dengan melihat kehidupan binatang. Cukup menarik adalah loyalitas dari angsa. Angsa pada musim kawin, dua ekor angsa jantan yang tertarik pada satu angsa betina akan beradu kekuatan, mereka akan berkelahi memperebutkan angsa betina. Dan selama kedua angsa jantan itu berkelahi, si angsa betina akan mengamatinya. Betina mengamati dan tidak selalu memilih pemenangnya, karena ia mengamati bagaimana cara bertengkar kedua angsa jantan itu. Dan angsa jantan yang ia pilih maka itu akan menjadi pasangan seumur hidup.

Angsa memiliki pasangan seperti halnya merpati atau burung rajawali, berbeda dengan ayam yang tidak punya pasangan. Dia pergi ketemu betina lain, kawin. Betina bertemu jantan lain, kawin. Tidak ada loyalitas sama sekali. Tapi mari kita belajar loyal seperti angsa yang loyal dengan pasangannya sampai salah satu dari mereka mati, baru yang masih hidup kawin lagi pada musim berikutnya.

Karena itu mari kita menjadi bijak dalam keluarga kita dengan cara melayani satu dengan yang lain, saling memberi waktu untuk mendengar, saling memberi semangat pada waktu anggota keluarga kita mengalami kesukaran. Kita mengembangkan sikap loyal dalam keluarga kita dengan tidak mengolok-olok pemegang otoritas, tidak mengolok-olok orang tua atau guru. Bahkan terhadap anak pun kita tidak boleh mengolok-olok, tegur saja kesalahannya, tapi bukan memperoloknya. Kita bisa mengambangkan sikap loyal dengan menunjukkan kebaikan kepada orang lain, menghormati orang lain. Karena dengan bersikap loyal maka tali persaudaraan dalam keluarga tetap kokoh.

Dengan mengembangkan sikap loyal dalam keluarga, maka kepercayaan, komitmen kepada keluarga yang ditempa oleh trauma, pergumulan finansial, konflik kepribadian akan dibangun suasana saling percaya, tabah, sehingga keluarga tidak mudah retak sekalipun di tengah-tengah goncangan. Loyalitas membangun tali persaudaraan, membangun kepercayaan. Karena itu jadilah bijaksana dengan membangun karakter loyal di dalam keluarga kita, dimulai dari diri kita sendiri.

PERBEDAAN: SATU PIKIR, SATU RASA

Laki-laki itu hidup dengan pikirannya karena laki-laki lebih berkembang otak kirinya. Sedangkan wanita hidup dengan perasaannya karena berkembang dengan otak kanannya yang berhubungan dengan perasaan. Misalnya ketika anak sakit, ibu akan menangis. Kenapa ibu menangis? Karena ibu merasa kasihan, merasa sayang. Sayang itu perasaan dan itu berhubungan dengan otak kanan. Sedangkan ketika anak sakit, bapak tidak menangis. Bapak akan berfikir, obat apa yang murah. Murah itu angka, angka itu nomerik. Nomerik itu otak kiri. Anaknya bertambah sakit, lalu dibawa kerumah sakit. Dokter berkata harus dirawat selama tiga hari. Tiga hari kemudian anaknya sembuh. Ketika anaknya sembuh ibu akan merasa senang. Senang itu perasaan. Bapaknya yang merasa pusing. Kenapa bapaknya pusing? Lihat kwitansi bagaimana membayarnya? Kenapa pusing? Karena berfikir.

Laki-laki hidup dengan pikiran. Wanita hidup dengan perasaan. Maka dari itu suami berkata pada istri “Ma, setelah saya pikir-pikir tentang masa depan anak kita, saya berfikir tentang biayanya, karena itu kita sekolahkan ke singapura ya, ma! “Coba pikirkan ya mah. Mamanya berfikir. Semakin berfikir tambah pusing. Rumah masih kontrak atau kredit rumah belum selesai. Cicilan mobil belum selesai kok menyekolahkan anak ke Singapura. Istri berkata pada suami “Saya rasa, Pa, anak kita sekolahkan di Jakarta saja. Suami akan berkata “Tapi saya pikir, Ma”. Istri berkata “Saya rasa, Pa” . Tapi saya pikir-pikir loh, Ma. Tapi saya rasa-rasa, Pa. Laki-laki itu pikir, wanita itu rasa.

Beberapa ibu datang pada saya untuk konseling, karena saya juga mengadakan konseling untuk keluarga. Banyak ibu datang pada saya sambil menangis. Lalu saya berkata pada ibu itu “Ibu jangan menangis, karena kalau menangis saya tidak tahu masalah ibu.” Ibu bercerita saja, saya akan berikan nasihat. “Sebentar, Pak Jarot saya nangis dulu”. Setelah lama menangis, si ibu berkata “ Pak, suami saya selingkuh”. Ibu yakin suaminya selingkuh? Ibu melihat suami selingkuh?. “Tidak, pak” Loh darimana ibu tahu kalau suami selingkuh? Dan ibu itu berkata “Saya bisa merasakannya.” Oh, merasakannya. Memang laki itu berfikir, wanita itu rasa.

Laki-laki hidup dengan pikirannya dan wanita hidup dengan perasaannya. Menyikapi segala sesuatu, laki-laki itu dengan pikirannya sedangkan wanita dengan perasaan. Ini semua pasti akan ada perbedaan. Ketika bapak pukul anaknya, dia pikir biar anak tahu peraturan. Tapi si istri berkata “Saya rasa pak, kamu memukulnya terlalu keras.” Saya pikir lho, ma. Saya rasa loh, pa. Satu pikir, satu rasa. Jika terus saling ngotot tidak akan pernah ketemu. Tapi sesungguhnya jika perbedaan itu kita bisa mengelolanya dengan baik, justru akan membuat keuntungan dan keseimbangan yang luar biasa. Kalau Suami yang dengan pikirannya usahanya akan beruntung, tapi dia tidak perhatikan kepekaan perasaan istrinya. dan suami berkata pada istrinya “ Kamu tidak usah ikut campur, kamu tidak tahu apa-apa”. Jangan sampai suami bisa jatuh dan menderita kerugian yang luar biasa. Memang suami lebih pintar otaknya, dia bisa berhitung dan berfikir bagaimana keuntungan, tapi kadang istri punya kepekaan hati yang lebih tajam, sehingga dia punya firasat.

Jadi sebenarnya keduanya perlu dikombinasikan. Suami perlu berhati-hati dengan peringatan istri yang dengan instingnya, dia sebenarnya bisa menganalisa keadaan dengan perasaannya. Dan kalau suami istri bertengkar, tidak mendengarkan satu dengan yang lainnya, maka salah satu bisa terlibat dengan kegiatan-kegiatan ekstrim yang mendatangkan kerugian. Misalnya habis-habisan dalam investasi dan rugi. Tuhan menciptakan pria dan wanita berbeda. Tapi justru supaya ada keseimbangan. Kalau satu optimis yang lain pesimis, maka segala sesuatunya didiskusikan terlebih dahulu, sehingga tercapai keseimbangan. Yang satu menggunakan pendekatan pemikiran, dan yang satu perasaan tidak akan pernah ketemu. Tapi akan bisa bertemu jika di bicarakan baik-baik. Tidak ada yang tidak bisa ketemu kalau dikomunikasikan.

Karena itu kita perlu membangun komunikasi untuk mengatasi perbedaan yang memang ada pada setiap pasangan. Dengan komunikasi, dengan kejujuran, dan kasih maka komunikasi pasti akan terbangun dan keluarga bisa menjadi bahagia. Mari kita menjadi bijaksana dengan menyikapi perbedaan secara arif.

PERBEDAAN SALING MELENGKAPI

Saya melakukan pengamatan pada sejumlah orang yang telah menikah. Dan menjumpai ternyata sungguh unik mereka yang menikah saat ini adalah dua orang yang berbeda yang menjadi satu. Kalau yang satu rapi menaruh barang pada tempatnya, sandal diletakkan harus lurus, seprei tidak boleh berantakan. Ternyata saya menjumpai pasangannya tidak begitu rapi. Yang satu lagi kalau pergi ke airport, pergi ke acara undangan, arisan, maunya terburu-buru “Ayo cepat-cepat”. Maka pasangannya biasanya agak lambat “Ah nanti saja,deh!.” Kalau berbeda seperti itu maka saya mau mengatakan bahwa itu namanya berjodoh. Saling melengkapi. Kalau keduanya sangat rapi, jangan-jangan ketika membeli barang tidak terpakai. Dua sampai tiga tahun masih terbungkus plastik. Kalau keduanya lambat, saat berangkat ke airport selalu berkata “Ah tenang, tenang…” jangan-jangan sampai di airport pesawatnya sudah terbang.

Biasanya orang yang menikah itu adalah dua pribadi yang berbeda. Yang satu memiliki sifat murah hati, suka berbuat baik, suka menolong semua orang, biasanya pasangannya agak pelit, itu namanya jodoh. Kalau keduanya murah hati, suka menolong, pasti akan bangkrut. Pada saat ingin membayar uang sekolah, tidak ada duit.

Tuhan itu baik dan adil. Seperti orang yang murah hati diberi jodoh yang pelit, supaya ada keseimbangan. Karena memang perbedaan itu sebenarnya baik, walaupun mungkin tidak enak. Perbedaan itu sebenarnya indah kalau kita bisa memandang perbedaan itu dengan kacamata yang positif. Orang yang menikah itu biasanya adalah dua orang yang berbeda. Kalau yang satu mempunyai perasaan atau hati yang lembut biasanya pasangannya beda, suka marah-marah, keras dan suka membentak. Itu namanya jodoh.

“Pak Jarot, kan lebih enak kalau keduanya punya perasaan lembut dan keduanya peka. Menurut saya tidak baik. Kalau keduanya lembut, keduanya juga peka nanti saat bertengkar keduanya menangis bersama. “Wah itu membuat lebih cepat mati”. Saat bertengkar sedikit saja, yang satu menangis di dapur, pasangannya menangis di ruang tamu. “Saya mau mati saja.” Dan yang satu lagi juga berkata “Saya mau mati juga, Saya mau beli baygon.” Yang satunya berkata,”Tolong belikan baygon dua liter, satu liter buat saya”. Tapi itu tidak terjadi, mengapa karena apa? Karena orang yang menikah itu jarang keduanya memiliki sifat yang lembut dan peka. Yang satu lembut dan pasangannya kasar. Itu namanya jodoh. Saling melengkapi.

Tuhan memang menciptakan laki-laki dari tanah dan wanita dari tulang. Apa artinya? Diciptakan dari dua bahan baku yang berbeda. Kalau kita membuat produk makanan, kalau bahan bakunya beda, maka hasilnya akan beda, teksturnya beda, lembut dan sifatnya beda. Demikian juga laki-laki dan perempuan Tuhan ciptakan dengan bahan baku yang berbeda. Maka pria dan wanita pun berbeda. Kalau kita menikah untuk menjadi sama, maka yang menuntut akan menjadi lelah hati dan yang dituntut pun bisa menjadi frustasi dengan dirinya sendiri. Saling menuntut di dalam pernikahan, tidak bisa menghasilkan kebahagian. Selain peretengkaran, percedaraan, amarah, saling melukai, lalu menjadi frustasi merasa menikahi orang yang salah, bukan jodoh dari Tuhan. Padahal menikah dengan siapapun pasti akan menjumpai perbedaan.

Kita akan hidup bahagia kalau kita bisa mengelola perbedaan dengan baik. Kalau kita bisa menyikapi perbedaan dengan baik. Melihat perbedaan dengan kacamata yang positif. Perbedaan itu membuat lebih enak dan indah. Namanya bukan gado-gado kalau isinya hanya daun. Tapi ada sambal, kacang, ada telur, dan lain-lain. Berbeda-beda digabung menjadi satu. Maka menjadi makanan yang enak sekali. Di dalam keluarga yang menikah pasti ada dua orang yang berbeda, tidak boleh dua-duanya laki-laki dan perempuan, itu haram. Bahkan ketika berbeda laki-laki dan perempuan pasti beda perasaan, beda pikiran tetapi itu justru membuat semuanya indah. Perbedaan itu indah kalau kita berfikir yang baik. Bahwa memang kita menikah bukan untuk menjadi sama tetapi untuk menjadi satu.

PERBEDAAN ITU INDAH

Survei melaporkan bahwa orang tertarik dan jatuh cinta dengan orang yang berbeda dengan dirinya. Misalnya ada seorang wanita yang lincah, ceria, punya banyak kegiatan dan aktif, dia melihat seorang laki-laki yang diam dan tenang. “Aduh, laki-laki ini cool sekali, kalau ada di sebelahnya rasanya tenang, damai. Maka dia jatuh cinta dan pacaran lalu menikah. Akan tetapi setelah menikah sering ia merasa frustasi. Kenapa suaminya tidak ada bunyinya? Kalau tidak ‘ditabuh’ tidak ada bunyinya. Padahal sejak dulu ia memang pendiam. Bahkan ia dulu tertarik karena melihat laki-laki ini sosok yang tenang, kalem, yang memberi rasa aman.

Demikian pula dari sisi laki-laki. Ia seorang yang pendiam melihat sosok wanita yang banyak berbicara, lincah dan memandangnya sebagai mahkluk yang luar biasa, memberi inspirasi, energik, begitu antusias. Ketika bersamanya dia merasa seperti ikut berapi-api, menimbulkan gairah dalam hal belajar dan bekerja. Dan dia pun jatuh cinta. Perbedaan itu indah lalu membuat mereka jatuh cinta. Tapi sering setelah menikah perbedaan inilah yang menjadi pemicu pertengkaran.

Jadi sering sebenarnya pasangan kita tidak berubah. Dulu juga memang ia banyak bicara. Dulu ia memang pendiam. Sejak pacaran ia juga begitu. Tetapi ketika hati sudah berubah, maka sudut pandang kita berubah. Jadi sebenarnya untuk menikah dan menjadi bahagia kita tidak harus merubah pasangan. Tapi merubah cara pandang kita. Bahkan sebenarnya merubah seperti dulu saat kita masih pacaran, yaitu pandangan cinta. Ketika ada cinta maka perbedaan bukan masalah. Karena kita bisa menyeselaikan perbedaan dengan cinta. Dengan sudut pandang yang baik, bahwa perbedaan itu untuk saling melengkapi. Bahwa perbedaan itu indah. Kalau kita berfikir bahwa perbedaan itu untuk saling melengkapi, maka sebenarnya kita bisa bahagia sekalipun ada perbedaan.

Banyak orang bertengkar sebenarnya bukan karena perbedaannya, tapi karena terluka hatinya. Karena memang sudah ada rasa tidak suka. Kecewa, kepahitan, terluka. Lalu kecewa, luka hati itu membuat sudut pandang negatif. Sehingga semuanya menjadi negatif. Perbedaan menjadi negatif. Perbedaan menjadi sumber pertengkaran. Padahal orang tertarik justru pada awalnya karena perbedaan. Pada awalnya belum ada kecewa dan belum ada kepahitan. Karena itu bagaimana kita membangun keluarga yang bahagia. Kita menjadi keluarga yang bahagia bukan kalau kita berhasil merubah orang lain.

Merubah pasangan kita, merubah anak-anak kita seperti tuntutan dan konsep-konsep kita. Kita bisa menikah, berumah tangga dan bahagia kalau kita bisa menerima setiap orang apa adanya. Ketika diterima, orang lain akan bahagia. Ketika bahagia, orang lain akan berubah. Tetapi jangan menerimanya dalam rangka merubahnya. Engkau akan lelah di tengah jalan. “Sudah berbuat baik, kok dia tidak berubah juga?”

Engkau menerimanya karena engkau mencintainya. Karena engkau mencintainya maka engkau menerimanya. Dan ketika dia diterima, dia bahagia. Dan ketika dia bahagia, dia berubah. Bahkan berubah atau tidak pun kita menerimanya karena kita mencintainya. Maka baik berubah atau tidak berubah kita bahagia. Kalau tidak berubah maka perbedaan kita sikapi sebagai hal untuk saling melengkapi.

Perbedaan itu indah seperti indahnya pelangi. Pelangi terbentuk karena berbagai macam warna yang berbeda. Ada kebiasaan yang berbeda, perlakuan dan kelakuan yang berbeda, itu justru sebenarnya membuat rumah tangga menjadi lengkap dan indah.
Karena itu mari kita menjadi bijaksana, dengan bisa menerima perbedaan yang ada.

PERSELINGKUHAN

Sering kita dikejutkan oleh kasus-kasus penyelewengan seperti dibawah ini (Bukan nama sebenarnya) disekitar kita.

1. Rani, doktor yang sukses, suami menyeleweng dengan pembantu. Istri yang sibuk kuliah, seminar, karier, dominan dan tegas.

2. Emy si sales terbaik multi level marketing, dengan gaji jutaan. Suami kabur dengan sekretarisnya, atau selingkuh dengan pembantu rumah tangga.

3. Novy, yang rajin beribadah dan suaminya sibuk beronani-ria.

4. Joni pakar sexologi yang berjinah dengan pasiennya. Badu pakar seminar keluarga yang menyeleweng dengan orang yang konseling dengannya.

5. Badu, pengusaha sukses yang ‘jajan’ di setiap kota yang dikunjunginya, padahal istrinya tidak jelek, bahkan cukup pantas menjadi cover majalah.

Melihat kasus-kasus diatas, sebenarnya penyelewengan bukanlah hal yang terjadi spontan, mendadak, dan dengan demikian sebenarnya bisa diantisipasi.

Memang perselingkuhan sebenarnya bisa diantisipasi, bisa dideteksi, bahkan bisa dicegah. Lebih muda dan lebih baik mencegah daripada mengobati. Mengobati luka-luka hati karena keretakan pernikahan, sering tidak semudah dan tidak secepat mengobati kanker jantung!

Mengapa Perselingkuhan terjadi? Perselingkuhan terjadi karena beberapa hal. Menurut pengamatan saya, perselingkuhan terjadi pertama karena ada celah dan kedua karena ada kesempatan. Celah berupa hati yang terluka, kekecewaan dan kepahitan karena kebutuhan yang tidak terpenuhi.


1. Kebetuhan yang tidak terpenuhi

a. Kebutuhan untuk diterima


Manusia mempunyai kebutuhan yang sangat besar untuk diterima. Ini kebutuhan utama setelah bernafas, makan dan minum. Kebutuhan akan rumah dan mobil bisa ditunda, orang bisa kontrak rumah atau naik kendaraan umum, tetapi kebutuhan untuk diterima tidak ada substitusinya, kebutuhan untuk diterima adalah kebutuhan mendasar, dan kebutuhan semua orang. Bahkan manusia tidak ada alasan hidup jika mengalami berbagai ‘penolakan’.

Jika seseorang tidak mendapatkan penerimaan dari pasangannya, pasangannya menolaknya, dengan tidak mendengarnya, tidak memperhatikannya, selalu menyalahkannya, selalu check chok dan bertengkar, tidak dihargai sebagai pribadi, maka seseorang akan mencari ‘teman’ untuk bersahabat dengannya. Manusia akan mencapai titik jenuh, titik kelelahan, bahwa setelah belasan atau puluhan tahun menikah dia hanya ‘memberi’ dan tidak ‘menerima’ dan menjadi riskan ketika dia bertemu dengan seseorang yang ‘memberi’ yang membuat dirinya merasa ‘diterima’.

Awalnya hanya untuk bersahabat, supaya ada yang mendengarkan, awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan untuk diterima, ada kebutuhan untuk memiliki teman bicara, sharing, berbagi perasaan. Lama lama terjalin persahabatan saling pengertian. Mulai merasakan semacam ketagihan untuk bertemu untuk sekedar bercerita dan mendengar, untuk dipuji dan mendapat penerimaan yang dia tidak dapatkan dari pasangannya. Ini merupakan celah dan bisa menjadi awal perselingkuhan. Bahkan mayoritas perselingkuhan diawali tidak dengan secara sadar mau berselingkuh dan mencari mangsa atau teman untuk perselingkuhan.

Manusia butuh diterima dan jika tidak mendapatkannya, maka ini bisa menjadi penyebab terjadinya perselingkuhan, dimulai dengan perselingkuhan batin dan bisa berlanjut ke hubungan badan atau sex.


b. Kebutuhan sexual

Saya sudah paparkan diatas bahwa pria menaruh kebutuhan sexual dalam urutan kedua ataupun urutan yang cukup tinggi, lebih daripada seorang wanita. Kebutuhan akan sex, keintiman biologis merupakan kebutuhan hidup yang dominan, sebagaimana makan dan minum.

Banyak wanita tidak menyadari hal ini, dan menganggap suaminya tidak mengasihinya tetapi bernafsu kepadanya, ini salah. Ada juga kebalikkannya istri dengan dorongan sex yang lebih dan tidak mendapatkan dari suami yang cenderung ‘pasif’. Ini bukan hanya soal mengasihi atau tidak mengasihi, ini juga soal nature/ alami, soal kebutuhan biologis.

Kebutuhan sex bukan suatu kesalahan atau dosa. Kebutuhan akan sex, bahkan organ sex diciptakan oleh Tuhan, ini artinya sex adalah sesuatu yang wajar, yang baik dan yang kudus, di dalam rambu-rambu pernikahan.

Kenapa perselingkuhan terjadi, alasannya sangat sederhana, karena satu pihak tidak terpenuhi kebutuhan sexualnya. Jika pasangan tidak memenuhi kebutuhan sexual pasangannya, dan dorongan sexual tetap terus ada, bahkan pada pria ada masa puber kedua, maka perselingkuhan bisa terjadi. Karena itu mari kita tempatkan semua secara proporsional pada tempat dan ukurannya, sebagaimana Tuhan merancang dan menciptakan manusia, termasuk dengan dorongan dan organ sexualnya.

Kita harus belajar untuk memenuhi kebutuhan sex pasangan, selain untuk kebutuhan dan kesenangan sendiri, juga belajar untuk menyenangkan pasangan dan bagaimana mencapai keseimbangan dengan pasangan. Secara sadar yang memiliki libido (dorongan sex yang lebih) untuk mengatur hormonnya kebalikkannya yang kurang untuk membangkitkan cintanya.


2. Kesempatan

Kedua, perselingkuhan terjadi karena adanya kesempatan. Kesempatan berupa kondisi yang memungkinkan, misal pasangan yang selalu pergi, rumah yang kosong dan hanya ada pembantu/ suster atau sopir, maka perselingkuhan terjadi di dalam rumah.

Kesempatan terjadi, karena tugas tugas kantor ataupun di yayasan, pelayanan, kegiatan sosial yang membuat kebersamaan dalam waktu yang lama, saling kenal dan simpati, tugas keluar kota bersama. Kesempatan terjadi ketika hanya berdua dan jauh dari suami/istri.

Kesempatan terjadi ketika terjadi kontak komunikasi yang cukup intens, baik antar teman kerja, teman pelayanan, guru dan murid, dosen dan mahasiswa, konselor dan pasien dan sebagainya. Komunikasi yang membuat saling mengenal,saling simpati, benih benih perhatian dan kasih mulai tumbuh. Ketika kesempatan ada berupa tempat dan waktu, maka perselingkuhan terjadi.

Karena itu, untuk menghindari perselingkuhan, tutuplah rapat rapat yang namanya ‘kesempatan’ dan jangan justru mencari cari ‘kesempatan’. Hindari pertemuan, kebersamaan yang hanya berdua saja. Jika pergumulan dalam hati, rasa tertarik begitu kuat, mulai membandingkan antara ‘kelemahan’ pasangan dan ‘kelebihan’ teman semakin kuat, maka saatnya berkata TIDAK, atau paling tidak mulai secara sadar dan sengaja, buatlah jarak dengan orang yang dengannya engkau mungkin akan menjadi selingkuh. Hindarilah yang namanya ‘kesempatan’.

Jika pasanganmu, karena posisi, pangkat atau jenis pekerjaan atau jenis pelayanan membuat dia sering pergi keluar rumah atau keluar kota, dan mulai ke satu tempat yang sama, kota yang sama secara intensif, maka aturlah waktu untuk sering pergi bersamanya, jangan biarkan dia pergi sendirian, karena itu menciptakan kesempatan.

Ketika ada celah, berupa kekecewaan, kebutuhan yang tidak terpenuhi dan ada kesempatan, maka perselingkuhan hanya menunggu ‘kejadian’ nya saja, menunggu waktu yang hampir pasti terjadi.

SEKS DALAM PERNIKAHAN

Pernikahan adalah bersatunya laki-laki dan wanita dalam ikatan janji yang suci, sakral, bahkan sebuah ibadah. Perlu sekali untuk mengerti perbedaan-perbedaan ini sehingga kita lebih bisa menerima pasangan kita, bahkan bukan hanya menerima, tetapi membahagiakannya. Ada kebahagian dalam membuat orang lain bahagia. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai.


A. Sex dan Perasaan

Laki-laki Lebih mudah terangsang, dan bisa terangsang walaupun tidak jatuh cinta. Laki-laki bisa melihat foto atau gambar siapa saja (bisa anak buah, atasan, tentangga, teman) yang telanjang atau menonjol bagian dada/ payudara atau paha dan menjadi terangsang. Lain dengan wanita yang perlu terlibat perasaannya, untuk menjadi terangsang, karena wanita kuat perasaannya. Misal kalau seorang isteri paginya dimarah-marahi suaminya (atau anak lagi sakit), mana mungkin malamnya dia mau diajak hubungan suami-isteri. Bahkan sering terjadi, ketika seorang istri dimarahi, dibentak apalagi dimuka umum, sehingga perasaannya terluka, kecewa dan kepahitan, maka sebulan kemudian hormon belum produksi juga. Wanita jika perasaan terluka, hormon tidak produksi, bisa menjadi frigid, mau dikasih vitamin, minuman atau makanan apa saja seperti gunung es yang tidak ada effeknya.

Lain dengan laki-laki yang paginya bisa saja dongkol, begitu malam dia lihat isterinya ganti baju di depan matanya, maka niatpun bisa timbul dan dongkol dengan segera bisa hilang.

Wanita dengan otak kanannya yang besar, otak kanan yang berhubungan dengan kinerja perasaan, intuisi, membuat wanita menghubungkan seluruh kehidupannya dengan perasaannya. Wanita merangkai bagian satu dengan bagian lain dalam kehidupan ini dengan perasaannya. Karena itu penting sekali bagi suami untuk menjagai perasaan istri. Wanita perlu dipuaskan perasaannya sebelum dipuaskan tubuhnya.


B. Sex dan Uang

Pepatah mengatakan “Dimana hartamu disitu hatimu”. Maka ada saran, kalau mau mencintai isteri lebih dan lebih lagi, sederhana saja, berikan hartamu pada isterimu. Laki-laki mau memberikan uangnya dengan murah hati, dengan royal kalau dia dilayani kebutuhan sexualnya. Sex merupakan hal yang penting dalam dunia laki-laki.

Wanita merasa berarti kalau dia dipercaya, dan bukti nyata kalau dia dipercaya adalah wewenang mengelola keuangan. Wanita akan bahagia kalau pegang uang, wanita damai sejahtera kalau dompetnya ada isinya dan tabungannya saldonya cukup untuk 3 bulan kedepan. Wanita mudah redam amarahnya kalau diberi hadiah, diberi uang atau pemberian lainnya. Wanita perlu merasa bahagia untuk tergerak melakukan hubungan sexual.

Mana telor dulu apa ayam dulu? Kalau engkau seorang wanita, layani kebutuhan sex suamimu dengan baik, engkau akan mendapatkan apa yang engkau inginkan, kalau engkau suami, berikan uangmu pada isterimu, engkau akan mendapatkan apa yang engkau inginkan. Isteri usahakan untuk mencintai pribadi suamimu dan bukan uangnya, suami jangan cintai uang hasil keringatmu, tetapi isterimu. ‘Akar segala kejahatan adalah cinta uang’.

Suami dan isteri menikah bukan hanya untuk menjadi satu daging/ sex , tetapi juga satu jiwa dan satu aset. Suami dan isteri perlu menjadi ‘teman hidup’ bagi pasangannya dan bukan hanya teman tidur. Teman hidup berarti ada keterbukaan, ada kepercayaan satu dengan lainnya termasuk dalam hal keuangan. Tidak seharusnya ada berbagai istilah seperti; ‘uang laki-laki’ ‘uang bawah bantal’ untuk menggambarkan uang untuk dana taktis, uang yang tidak diketahui oleh pasangannya.

Tentu kita harus berhikmat jika pasangan seorang ‘penjudi’ ‘pemboros’ uang belanja satu bulan bisa habis satu minggu dan selanjutnya pinjam sana sini, ngebon di warung, gosok credit card dan tidak bisa bayar. Didik pasanganmu untuk mengatur keuangan, diskusikan bersama apa saja anggaran keuangan rumah tangga dengan dana yang ada.



C. Sex dan Sentuhan

Wanita memerlukan sentuhan lebih dari pada yang laki-laki mengertinya. Sentuhan dalam kehidupan sehari-hari seperti digandeng tanggannya, dirangkul, digandeng waktu berjalan di jalan atau di plaza. Wanita memerlukan sentuhan sebagai kebutuhan yang utama, sebagaimana kebutuhan makan dan minum. Laki-laki jangan menyentuh wanita hanya dalam rangka untuk ke arah sex saja. Sentuhlah juga sebagai ungkapan perhatian, sebagai ucapan selamat pagi, sebagai ungkapan terima kasih dan untuk itu sentuhlah dengan memegang, menepuk atau mengelus punggung atau bahkan mengecuk kening atau jari.

Wanita memiliki kulit yang 10X lebih peka daripada kulit pria. Peka terhadap kotoran yang ada di kulitnya, kadang juga lebih sensitif terhadap serangga, makanan dan hal lainnya, sehingga ketika wanita kulitnya sudah merah dan bentol bentol, sementara pria tidak apa apa. Wanita dengan kulitnya yang sensitif suka disentuh, tetapi jangan mendesak dan jangan kasar.

Sentuhan bisa merupakan ungkapan keakraban, keintiman, support. Sebenarnya laki-lakipun akan merasa senang dengan ‘disentuh’ seperti bersalaman atau tepukan di pundak. Baik dalam persahabatan pergaulan secara umum maupun dalam hubungan suami istri. Hanya wanita memerlukan sentuhan dalam dosis yang lebih tinggi dari laki-laki. Laki laki sangat menyukai kata kata ‘encouragement’ kata kata yang ‘mendorong’ atau ‘membangun’.

Saya cukup ingat bagaimana manager saya di Astra Export dulu sering menepuk punggung saya atau menjabat salam sambil mengatakan; “God Luck” jika saya mau menemui relasi, buyer atau berangkat pameran dagang, ataupun pergi ke daerah untuk ‘sourching’, mencari suplier. Ini hal yang cukup saya kenang dari atasan saya yang sekarang akhirnya juga menjadi partner saya hingga sekarang ini (2005) dalam IFA Club setelah kami keluar dari Astra Export tahun 1992 lalu.

Manusia memang memiliki kebutuhan untuk ‘disentuh’, jadi sentuhlah pasanganmu. Penuhi kebutuhannya dan bahagiakan dia.


D. Sex dan Kata-kata Verbal

Banyak laki-laki tidak mengerti bahwa wanita memerlukan kata-kata verbal ungkapan cinta. Banyak laki-laki bukan belajar bangaimana mengungkapkan cinta dengan kata-kata, tetapi sibuk mengejar berbagai obat kuat.

Banyak laki-laki yang berpikir bahwa saya mencintai isteri saya dengan perbuatan saya, saya bekerja, saya mencari nafkah dan saya tidak menyeleweng, tidak berjudi dan berbuat yang aneh-aneh. Ini memang baik, tetapi tidak cukup! Wanita perlu mendengar. Wanita perlu dipuaskan hatinya dan lubang kepuasannya adalah telinganya!! Setelah hatinya terpuaskan, wanita baru bisa terpuaskan biologisnya, mencapai orgasme saat bercinta. Wanita butuh ‘jatuh cinta’ untuk terangsang. Wanita butuh kata kata verbal untuk membangkitkan cintanya.



E. Sex dan Waktu



Laki-laki 90% dimuka bumi cukup dengan dua atau lima menit untuk mencapai kepuasan, mencapai ejakulasi, mencapai orgasme, wanita butuh waktu lebih lama (9-15 menit)

Banyak laki-laki menyalah artikan hal ini dengan mengejar berbagai obat kuat, yang akan membuatnya ‘long life’ tahan lama sehingga bisa bertempur cukup panjang. Tidak selalu harus demikian arti konsep hal ini. Kalau wanita butuh waktu lebih lama untuk puas, maka waktu itu bukan ‘waktu tempur’nya, tetapi ‘pendahuluannya’.

Pendahuluan yang bisa berupa ‘bercakap-cakap’, ngobrol, atau dipijitin sambil didengar ceritanya. Pendahuluan bahkan bisa dimulai ketika bangun pagi, berikan perhatian dan ‘terima kasih’ atas apa yang dilakukan pasanganmu pagi itu, Jam istirahat siang telephone/sms-lah ke rumah/ pasanganmu, makan malam bersama, dengan saling menatap dan menyampaikan kata-kata pujian, kata-kata penguatan, encouragement. Dilanjutkan dengan menonton TV bersama sambil mengobrol dan saling menyentuh.

Ini membuat wanita intim secara jiwa, secara perasaan dan ini diperlukannya untuk intim secara daging, secara sexual. Wanita perlu dipuaskan kebutuhan-kebutuhan emosinya.

Memang wanita senang dengan ‘surprise’ jika itu berupa hadiah, pemberian, tetapi wanita pada umumnya tidak siap untuk bercinta secara mendadak, tanpa sinyal-sinyal terlebih dahulu. Wanita pada umumnya akan menolak atau akan dengan enggan melakukannya jika tiba-tiba di tengah malam ada ‘serangan’ mendadak, atau pagi-pagi ada ‘serangan fajar’.


F. Sex dan Kepuasan

Ada perasaan puas setelah kita melakukan hubungan sex. Tetapi sebenarnya kepuasan ini tidaklah maksimal jika tidak ada perasaan cinta yang terlibat. Sex akan menghasilkan persaan puas yang maksimal jika saling memberi respons, saling menginginkan dan melakukannya sebagai ungkapan kerinduan, ungkapan keintiman dan ungkapan kasih cinta.

Sex akan membosankan dan mencapai kejenuhan jika masuk dalam rutinitas, bahkan dalam keterpaksaan, yang satu merasa dimanfaatkan yang lainnya dan merasa sebagai alat pemuas nafsu belaka.

Karena itu setiap orang harus belajar bagaimana cara memuaskan pasangannya, dan untuk itu bisa dengan membicarakannya, apa dan bagaimana yang membuatnya enak, tidak sakit, apa dan bagaimana yang membuatnya senang.

Cukup banyak juga wanita yang cukup bahagia, dengan bisa membahagiakan dan memuaskan suaminya.

MERUBAH PASANGAN

Kenyataan menunjukkan bahwa begitu banyak pasangan pernikahan yang mengalami frustasi karena pasangannya tidak berubah sejak menikah hingga saat ini setelah belasan bahkan puluhan tahun menikah. Mungkinkan temperamen diubah? Bisakah kebiasaan diubah? Bagaimana cara merubah pasangan hidup kita? Tuntutan, omelan, marah tidak banyak merubah. Penerimaan, pujian akan banyak merubah. Kita tidak mungkin merubahnya tanpa menerimanya.

1. Langkah pertama jika mau merubah pasanganmu adalah dengan menerimanya, menerima dan mengasihi apa adanya.

2. Langkah kedua, buatlah pasanganmu bahagia, karena orang bahagia berbuat baik, orang bahagia berubah. Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Ada hukum tabur tuai, ada hukum karma, ada hukum imbal balik, apapun nama hukum terfsebut prinsipnya sama.

3. Langkah ketiga, ubahlah dirimu seperti yang juga diharapkan pasanganmu. Pasanganmu akan berubah dengan perubahanmu.

Kebiasaan, temperamen, karakter bahkan gen bisa mengalami mutasi, bisa berubah! Untuk merubah baik diri sendiri ataupun pasangan, kita perlu:

1. Mengenal diri sendiri, baik temperamen dasar, kepribadian, kebiasaan, karakter kita.

2. Mengenal lebih jauh kelemahan dan kelebihan. Kita bisa minta tolong bantuan psikolog/ test kepribadian/ test temperamen dasar untuk pengenalan jati diri yang details.

3. Secara sadar mengubah kebiasaan diri sendiri yang tidak baik. Perlu waktu dan latihan, komitment dan kesabaran. Yang pasti dimuka bumi ini semua bisa berubah.