PERBEDAAN SALING MELENGKAPI

Saya melakukan pengamatan pada sejumlah orang yang telah menikah. Dan menjumpai ternyata sungguh unik mereka yang menikah saat ini adalah dua orang yang berbeda yang menjadi satu. Kalau yang satu rapi menaruh barang pada tempatnya, sandal diletakkan harus lurus, seprei tidak boleh berantakan. Ternyata saya menjumpai pasangannya tidak begitu rapi. Yang satu lagi kalau pergi ke airport, pergi ke acara undangan, arisan, maunya terburu-buru “Ayo cepat-cepat”. Maka pasangannya biasanya agak lambat “Ah nanti saja,deh!.” Kalau berbeda seperti itu maka saya mau mengatakan bahwa itu namanya berjodoh. Saling melengkapi. Kalau keduanya sangat rapi, jangan-jangan ketika membeli barang tidak terpakai. Dua sampai tiga tahun masih terbungkus plastik. Kalau keduanya lambat, saat berangkat ke airport selalu berkata “Ah tenang, tenang…” jangan-jangan sampai di airport pesawatnya sudah terbang.

Biasanya orang yang menikah itu adalah dua pribadi yang berbeda. Yang satu memiliki sifat murah hati, suka berbuat baik, suka menolong semua orang, biasanya pasangannya agak pelit, itu namanya jodoh. Kalau keduanya murah hati, suka menolong, pasti akan bangkrut. Pada saat ingin membayar uang sekolah, tidak ada duit.

Tuhan itu baik dan adil. Seperti orang yang murah hati diberi jodoh yang pelit, supaya ada keseimbangan. Karena memang perbedaan itu sebenarnya baik, walaupun mungkin tidak enak. Perbedaan itu sebenarnya indah kalau kita bisa memandang perbedaan itu dengan kacamata yang positif. Orang yang menikah itu biasanya adalah dua orang yang berbeda. Kalau yang satu mempunyai perasaan atau hati yang lembut biasanya pasangannya beda, suka marah-marah, keras dan suka membentak. Itu namanya jodoh.

“Pak Jarot, kan lebih enak kalau keduanya punya perasaan lembut dan keduanya peka. Menurut saya tidak baik. Kalau keduanya lembut, keduanya juga peka nanti saat bertengkar keduanya menangis bersama. “Wah itu membuat lebih cepat mati”. Saat bertengkar sedikit saja, yang satu menangis di dapur, pasangannya menangis di ruang tamu. “Saya mau mati saja.” Dan yang satu lagi juga berkata “Saya mau mati juga, Saya mau beli baygon.” Yang satunya berkata,”Tolong belikan baygon dua liter, satu liter buat saya”. Tapi itu tidak terjadi, mengapa karena apa? Karena orang yang menikah itu jarang keduanya memiliki sifat yang lembut dan peka. Yang satu lembut dan pasangannya kasar. Itu namanya jodoh. Saling melengkapi.

Tuhan memang menciptakan laki-laki dari tanah dan wanita dari tulang. Apa artinya? Diciptakan dari dua bahan baku yang berbeda. Kalau kita membuat produk makanan, kalau bahan bakunya beda, maka hasilnya akan beda, teksturnya beda, lembut dan sifatnya beda. Demikian juga laki-laki dan perempuan Tuhan ciptakan dengan bahan baku yang berbeda. Maka pria dan wanita pun berbeda. Kalau kita menikah untuk menjadi sama, maka yang menuntut akan menjadi lelah hati dan yang dituntut pun bisa menjadi frustasi dengan dirinya sendiri. Saling menuntut di dalam pernikahan, tidak bisa menghasilkan kebahagian. Selain peretengkaran, percedaraan, amarah, saling melukai, lalu menjadi frustasi merasa menikahi orang yang salah, bukan jodoh dari Tuhan. Padahal menikah dengan siapapun pasti akan menjumpai perbedaan.

Kita akan hidup bahagia kalau kita bisa mengelola perbedaan dengan baik. Kalau kita bisa menyikapi perbedaan dengan baik. Melihat perbedaan dengan kacamata yang positif. Perbedaan itu membuat lebih enak dan indah. Namanya bukan gado-gado kalau isinya hanya daun. Tapi ada sambal, kacang, ada telur, dan lain-lain. Berbeda-beda digabung menjadi satu. Maka menjadi makanan yang enak sekali. Di dalam keluarga yang menikah pasti ada dua orang yang berbeda, tidak boleh dua-duanya laki-laki dan perempuan, itu haram. Bahkan ketika berbeda laki-laki dan perempuan pasti beda perasaan, beda pikiran tetapi itu justru membuat semuanya indah. Perbedaan itu indah kalau kita berfikir yang baik. Bahwa memang kita menikah bukan untuk menjadi sama tetapi untuk menjadi satu.


EmoticonEmoticon