PERBEDAAN PRIA & WANITA: Menaklukkan dan Ditaklukkan

Pria suka menaklukkan, ini sebenarnya cocok dengan wanita yang memang suka ditaklukkan. Sayang tidak banyak para suami sadar bahwa wanita maunya ditaklukkan dengan lembut. Suami tidak sama dengan pacar. Pria ketika masih pacaran akan berjuang dan mengejar dan menaklukkan pasangannya, ini yang disukai wanita. Sayang setelah menikah, Pria tidak lagi ‘menaklukkan’, tetapi menguasai dan memerintah.

Wanita juga membutuhkan keintiman biologis, wanita juga membutuhkan sex. Hanya saja wanita tidak suka dipaksa. Sekali lagi dan sekali lagi saya katakan, bahwa wanita butuh keintiman emosi untuk mencapai keintiman jasmani. Wanita mau ditaklukkan, wanita juga butuh bercinta, perlu sex, tetapi terlebih lagi wanita memerlukan kasih sayang, perhatian dalam kasih yang lemah lembut.

Saya masih ingat bahwa di tahun-tahun pertama dalam pernikahan kami, saya merasa cukup sulit untuk mengajak istri saya bercinta. Kalau tidak ‘besok saja’ ‘capek’ ‘ lagi nggak moot’ ‘ ogah ah’ dan berbagai alasan lainnya. Saya sempat berpikir, apakah istri saya tidak mencintai saya? Atau ‘frigid’? Tetapi dia baik dan setia, hanya tidak ‘eros’. Sekarang saya sadar, bahwa saya yang tidak mengerti apa yang diperlukannya.

Saya butuh waktu bertahun-tahun untuk mengerti soal perbedaan pria dan wanita ini, sampai akhirnya perubahan dimulai dari diri saya. Setelah saya memberi prioritas lebih kepada istri dari pada kegiatan sosial, hobby, lebih dari orang tua, mempercayakan keuangan sepenuhnya kepadanya, dan lebih banyak ‘bercakap-cakap’, ‘ngobrol’ dengan dia. Saya mulai lebih sering berkomunikasi kalau lagi di luar kota baik telp atau SMS. Dalam doa saya saya mulai sering mengucapkan kata-kata syukur kalau saya mempunyai istri dia. Saya mulai mendapatkan respons lebih sekarang ini, saat ini dia isteri yang romantis, hampir hampir tidak pernah menolak, perubahan yang sangat luar biasa dibanding tahun tahun pertama pernikahan kami (Atau bahkan bisa saya sebut istri saya sekarang ini istri yang ‘REXONA’. ... ‘sedia setiap saat’)

Jika engkau, suami ingin bercinta, engkau tidak bisa melakukan ‘serangan mendadak’. Engkau harus memulainya pagi hari dengan menabur perhatian, berterima kasih ketika dia membuat kopi, telp disiang hari, sms menyatakan kerinduan, dan kalau perlu oleh-oleh kecil waktu pulang kerumah. Dirumah waktu menonton TV engkau bisa mulai memijit kakinya, atau merangkul atau menyentuh lainnya, sebagai ‘sinyal-sinyal’ apakah dia merespons positif. Laki-laki ‘jatuh’ cinta, sedang wanita perlu ‘ditumbuhkan’ cintanya. Saya senang jika ditempat tidur maka ‘ngobrol’ dengan istri, dan sering saya sambil memijit kaki atau badannya dan saya bisa melihat bahwa istri saya ‘menikmati’ ‘ngobrol’ ataupun ‘pijatan’ tersebut. Intim bagi wanita itu ngobrol. Wanita senang ditaklukkan dengan kelembutan bukan paksaan.

Dalam agama ‘samawi’ dikisahkan laki-laki diciptakan Tuhan sebagai ‘kepala’, sebagai ‘pengusaha’ Taman Eden, sehingga laki-laki memang bahagia untuk dihormati, untuk ‘diatas’, untuk menaklukan. Wanita perlu mengerti hal ini dan saya sarankan hal-hal berikut ini:

a. Jangan paksa seorang pria mengakui kesalahan-kesalahannya, tetapi kasihi dia lebih, maka dia akan mengaku.

b. Dalam diskusi persoalan, jangan membuat pria merasa bersalah berbuat salah, sebab kesalahan-kesalahan membuat pria merasa gagal. Berbeda antara kesalahan dan kegagalan. Orang tidak berarti gagal dengan berbuat 1 atau 3 kali kesalahan.

c. Supaya pria mau mendengarkan, berikanlah peringatan-peringatan terlebih dahulu, waktunya dan buat agendanya, atau buat janji. Misal:”Pa nanti malam saya mau cerita ya?” Jangan begitu ketemu langsung nerocos.

d. Berbicaralah satu atau dua thema saja dengan laki-laki dalam satu kali pembicaraan. Misal bicara anak yang nakal cukup. Jangan semua dibicarakan, membuat laki-laki depresi. Jangan begitu suami pulang ibu langsung nerocos; “Pa... anak kita nakal, SPP belum dibayar, listrik tagihan naik, kran air di kamar mandi bocor dll dll”


EmoticonEmoticon