PERNIKAHAN : Keintiman Psikologis

Suami wanita sebenarnya tidak akan pernah mengalami keintiman biologis yang indah jika mereka tidak mengalami keintiman secara psikologis, secara emosi, secara rohani.

Tidak banyak pria sadar dan mengetahui bahwa bagi wanita, keintiman emosi ini sangat penting. Suami harus melibatkan isterinya dalam kehidupannya, menerima dan menghargainya sebagai pribadi, mendengarkannya dan menyediakan waktu untuk berbicara. Keterbukaan merupakan sumbangan yang sangat besar pada keintiman emosi.

Jika wanita tidak merasa dekat secara emosi, secara perasaan dengan suaminya, maka sex baginya tidaklah lebih sekedar ‘kewajiban’ yang harus dijalankan, dan bukan sebagai ungkapan rasa cinta, bukan sebagai sesuatu yang dirindukan. Hanya dengan keintiman emosi, wanita akan memberikan responsnya dalam berhubungan suami isteri. Wanita perlu ‘jatuh’ cinta (atau lebih tepatnya ‘ditumbuhkan’ cintanya) untuk terangsang. Sedangkan laki laki tidak perlu ‘jatuh cinta’ untuk terangsang. Laki laki bisa melihat siapa saja/ foto wanita telanjang dan akan terangsang, sedangkan wanita mungkin akan mersa jijik melihat laki laki telanjang karena tidak ada hubungan emosi.

Kembali saya ingatkan fakta hasil survey, yang mengatakan bahwa 60% wanita menikah untuk kebutuhan ‘rasa aman’, ‘masa depan’, ‘mencintai dan dicintai’, ‘memiliki dan dimiliki’, maka juga tidak heran kalau wanita melakukan selingkuh, dimulai dengan hanya ‘bersahabat’, ‘ngobrol’, ‘sharing’, berbagi perasaan dan akhirnya sampai perzinahan, karena wanita tidak mendapatkan hal ini dari suaminya. Pria perlu mengerti hal ini!!

Hai para suami, jadikanlah istrimu sahabatmu!! Teman berolah raga, teman bicara bisnis, bicara prinsip hidup, teman berpergian dll. Libatkan istrimu dalam kehidupanmu, mintailah pendapatnya, itu tidak merendahkan dirimu, tetapi menghargai dia. Libatkan dirimu dalam kegiatan dan kehidupanya atau libatkan dirinya dalam kehidupanmu, itulah cara membangun keintiman psikologis.


EmoticonEmoticon